Popular Posts

Sunday, December 9, 2012

Bahan pewarna alami


Oleh Amar Ma’ruf
Teknik Kimia UMS

A.    Pewarna Alami
Bahan  pewarna  alami  dapat  diperoleh dari  tanaman  ataupun  hewan.  Bahan  pewarna alami  ini  meliputi  pigmen  yang  sudah  terdapat dalam  bahan  atau  terbentuk  pada  proses pemanasan,  penyimpanan,  atau  pemrosesan. Beberapa  pigmen  alami  yang  banyak  terdapat di  sekitar  kita  antara  lain:  klorofil,  karotenoid, tanin,  dan  antosianin.  Umumnya,  pigmen-pigmen  ini bersifat  tidak  cukup  stabil  terhadap panas,  cahaya,  dan  pH  tertentu. Namun pewarna  alami  umumnya  aman  dan  tidak menimbulkan  efek  samping  bagi  tubuh. Pigmen-pigmen zat pewarna yang dapat diperoleh dari bahan alami adalah sebagai berikut (Hidayat dan Saati, 2006) :
1.      Karoten, menghasilkan warna jingga sampai merah, dapat di peroleh dari wortel, pepaya, dll.
2.      Biksin,  menghasilkan  warna  kuning, diperoleh dari biji pohon Bixa orellana
3.      Karamel,  menghasilkan  warna  coklat  gelap merupakan hasil dari hidrolisis karbohidrat, gula pasir, laktosa, dll.
4.      Klorofil,  menghasilkan  warna  hijau,  diperoleh dari daun suji, pandan, dll.
5.      Antosianin,  menghasilkan  warna  merah, oranye,  ungu,  biru,  kuning, banyak  terdapat pada  bunga  dan  buah-buahan  seperti  buah anggur, strawberry, duwet, bunga mawar, kana, rosella, pacar  air,  kulit  manggis,  kulit rambutan,  ubi  jalar  ungu,  daun  bayam  merah, dll
6.      Tanin,  menghasilkan  warna  coklat,  terdapat dalam getah.

             Menurut  sumber  diperolehnya    zat  warna    tekstil  digolongkan  menjadi  2    yaitupertama Zat Pewarna  Alam (ZPA) yaitu zat warna yang  berasal dari bahan-bahan alam pada umumnya  dari  hasil  ekstrak  tumbuhan  atau  hewan.  Kedua,  Zat  Pewarna  Sintesis  (ZPS) yaitu Zat warna buatan  atau sintesis dibuat dengan  reaksi kimia dengan bahan  dasar arang batu bara  atau  minyak  bumi  yang merupakan  hasil  senyawa  turunan  hidrokarbon  aromatik  seperti benzena, naftalena dan antrasena. (Isminingsih, 1978).
            Bahan  tekstil  yang    diwarnai  dengan  zat  warna  alam  adalah  bahan-bahan  yang berasal dari serat alam contohnya sutera,wol dan kapas (katun). Bahan-bahan dari serat sintetis seperti polyester , nilon dan lainnya tidak memiliki afinitas  atau daya tarik terhadap zat warna alam sehingga bahan-bahan ini sulit terwarnai dengan zat warna alam. Bahan dari sutera pada umumnya memiliki afinitas paling bagus terhadap zat warna alam  dibandingkan dengan bahan dari kapas.   

B.     Ekstraksi zat warna alami
Ekstraksi dapat di definisikan sebagai suatu proses pemisahan suatu bahan dari campurannya, biasanya dengan menggunakan pelarut. Komponen yang dipisahkan dalam ekstraksi dapat berupa padatan dari campuran padat-cair, berupa cairan dari campuran cairan-cairan, atau padatan dari campuran padatan-padatan. Ekstraksi terdiri dari berbagai pilihan cara ekstraksi, tetapi umumnya ekstraksi menggunakan pelarut berdasarkan pada kelarutan komponen terhadap komponen lainnya (Suyitno, 1989).
Proses pengambilan zat pewarna alami menggunakan proses ekstraksi dengan pelarut. Sebagai bahan pelarut dapat digunakan berbagai macam jenis pelarut organik. Pelarut yang sering digunakan dalam proses ekstraksi adalah air, etanol, petroleum eter, dan lain-lain. Pada pembuatan pewarna tekstil dari daun jati ini menggunakan pelarut air.

Daftar Pustaka
Cahyani, Ati. 2006. Majalah Ilmiah. Perpustakaan Universitas Paradima
Hidayat, N. Dan Saati, E.A. 2006. Membuat Pewarna Alami. Trubus Agrisarana. Surabaya.
Isminingsih .1978.Pengantar Kimia Zat Warna. Sekolah Tinggi Teknologi Tekstil, Bandung
Sunaryati, S., Hartini, S., Ernaningsih, 2000, Pengaruh Tatacara Pencelupan Zat Warna Alam Daun Sirih pada hasil Pencelupan Kain Sutra, Balai Besar Tekstil, Bandung.
Suyitno. 1989. Petunjuk Laboraturium Rekayasa Pangan. Pusat Antar Universitas Pangan dan Gizi. Universitas Gajah Mada. Yogyakarta.



No comments:

Post a Comment