Oleh Amar Ma’ruf
Teknik Kimia UMS
Hidrogen peroksida termasuk zat oksidator
yang bisa digunakan sebagai pemutih pulp
yang ramah lingkungan. Penggunaan hidrogen peroksida dalam proses bleaching menghasilkan limbah yang tidak
beracun sehingga dapat mengurangi dampak yang buruk bagi lingkungan dan makhluk
hidup. Di samping itu, hidrogen peroksida juga mempunyai beberapa kelebihan
dalam proses pemutihan pulp antara lain pulp yang diputihkan mempunyai
ketahanan yang tinggi serta penurunan kekuatan serat sangat kecil, dan murah
dalam prosesnya dibandingkan dengan bahan yang lainya. Pada kondisi asam,
hidrogen peroksida sangat stabil, pada kondisi basa mudah terurai. Penguraian
hidrogen peroksida juga dipercepat oleh naiknya suhu. Zat reaktif dalam sistem
pemutihan dengan hidrogen peroksida dalam suasana basa adalah perhydroxyl
anion (HOO-). (Dence and Reeve, 1996). Selain itu bahan kimia
ini menghasilkan peningkatan derajat putih dan stabilitas pada pulp tanpa
penurunan rendemen dan lignin yang signifikan, kemudahan dalam penerapanya,
serta menghasilkan produk yang relatif tidak beracun dan tidak berbahaya (Batubara, 2006).
Anion ini terbentuk dari penambahan alkali
terhadap hidrogen peroksida sebagaimana persamaan (1) (Dence and Reeve, 1996) :
HOOH+ HO- ↔ HOO- + H2O (1)
Ion HOO-
ini yang mempunyai peran aktif di dalam proses pemutihan, peruraian hidrogen
peroksida sebagaimana persamaan (1) dikenal dengan deprotonation. Dengan
adanya logam-logam transisi seperti Fe, Mn, dan Cu, dekomposisi dari hidrogen
peroksida dalam larutan basa dianggap berlangsung sebagaimana reaksi ionik
berikut:
H2O2 → H2O + ½ O2 (2)
Pada pemutihan dengan hidrogen peroksida
diharapkan yang terjadi adalah persamaan reaksi (1), sedang reaksi dekomposisi
yang disebabkan dari pengaruh katalis ion-ion logam transisi harus dicegah,
karena tidak memberikan dampak yang efektif pada proses pemutihan. Kualitas
pulp pada proses bleaching menggunakan
hidrogen peroksida dipengaruhi oleh derajat putih(brightness), kekuatan serat, dan kebersihan (Dence and Reeve, 1996). Kandungan lignin dalam pulp sangat
erat hubunganya dengan bilangan Kappa.
Semakin rendah bilangan Kappa maka
kandungan lignin di dalam pulp akan semakin rendah, sehingga brigtness akan meningkat (Fuadi dan
Sulistya, 2006).
Penambahan hidrogen peroksida dalam proses bleaching mempunyai peranan penting
terhadap peningkatan kecerahan pulp. Pemutihan menggunakan hidrogen
peroksida bergantung pada beberapa faktor seperti: penghilangan logam, pH,
temperatur dan waktu (Dence and Reeve, 1996). Setelah mengalami
proses pemutihan ada kemungkinan selulosa mengalami kerusakan baik secara
mekanik maupun secara kimia. Kerusakan selulosa dapat disebabkan oleh asam
kuat, oksidator, alkali kuat, maupun jamur dan hama (Batubara, 2006).
Daftar Pustaka
Basta,J.,
Holtinger, L., Höök, J., (1991,Controlling
the Profile of Metal in the Pulp Before Hydrogen Peroxide Treatment”, 6th
International Symposium on Wood and Pulping Chemistry Notes, Appita, Parkville,
Victoria, Australia, page: 237.
Dence,
C.W., and Reeve, D.W., (1996), “Pulp
Bleaching Principle and Practice”, TappiPerss, Atlanta, PP :349-415.
Fuadi,
A dan Sulistya,
H, (2008), “Pemutihan Menggunakan Hidrogen Peroksida”,.Reaktor.Vol 12 no 2. Hal 123-128.
No comments:
Post a Comment