Popular Posts

Sunday, December 9, 2012

Proses Pewarnaan Pada Kain



Oleh Amar Ma’ruf
Teknik Kimia UMS

A.    Mordanting
Mordanting  adalah perlakuan  awal  pada  kain  yang  akan  diwarnai agar  lemak,  minyak,  kanji,  dan  kotoran  yang tertinggal  pada  proses  penenunan  dapat dihilangkan.  Pada  proses  ini  kain  dimasukkan ke  dalam  larutan  tawas  yang  akan  dipanaskan sampai mendidih.
Ada 3 macam jenis mordan yaitu (Sunaryati, et al., 2000) :
1.      Garam logam atau mordan logam
2.      Tannin dan Asam tannin
3.      Minyak (oil) atau mordan minyak (oil)
Saat ini Logam mordan yang diperbolehkan adalah Alum, Kalium dikromat, Ferro sulfat, Cupri sulfat, Stanno dan Stanni klorida. Mordan tannin dapat diperoleh dari ekstrak tumbuh-tumbuhan, sedangkan mordan minyak (oil) biasanya digunakan dalam bentuk komplek dengan Alum. Zat warna mordan alam mempunyai gugus hidroksil dengan posisi orto terhadap azo atau terhadap gugus hidroksil yang lain, dimana pada proses mordan, posisi unsur hidrogen dapat diganti dengan elemen logam yang berfungsi sebagai aseptor. Sedangkan zat warna alam bertindak sebagai elektron donor (ligans). Ikatan yang terjadi adalah ikatan karbonat (semi polar) melalui satu atau lebih pasangan elektron bebas (lone pair electron) yang diberikan oleh senyawa donor kepada aseptor yang mempunyai lintasan kosong (Sunaryati, et al., 2000).
B.     Pencelupan
Pencelupan dengan zat warna alam biasanya dilakukan  dengan berulang-ulang untuk mendapatkan warna yang diinginkan. Artinya setelah dicelup kemudian diatuskan (dianginkan beberapa  waktu), dicelup  lagi  berulangkali  hingga  diperoleh  warna  yang  diinginkan  kemudian baru difixer dan dikeringkan. Ada juga  yang dilakukan dengan dicelup kemudian difixer, celup lagi difixer berulang ulang hingga diperoleh warna yang diinginkan baru kemudian dikeringkan.

C.     Fiksasi
Pada  pencelupan  bahan  tekstil  dengan zat  warna  alam  dibutuhkan  proses  fiksasi  yaitu proses  penguncian  warna  setelah  bahan dicelup  dengan  zat  warna  alam  agar  memiliki ketahanan  luntur  yang  baik.  Ada  tiga  jenis larutan fixer yang biasa digunakan yaitu tunjung (FeSO4),  tawas  (Al2(SO4)3,  dan  kapur  tohor (CaCO3).  Untuk  itu  sebelum  melakukan pencelupan  kita  perlu  menyiapkan  larutan  fixer terlebih  dahulu  dengan  cara  melarutkan  50 gram  kapur  tohor  dalam  tiap  liter  air  yang digunakan.  Biarkan  mengendap  dan  ambil larutan beningnya.


Daftar Pustaka
Cahyani, Ati. 2006. Majalah Ilmiah. Perpustakaan Universitas Paradima
Hidayat, N. Dan Saati, E.A. 2006. Membuat Pewarna Alami. Trubus Agrisarana. Surabaya.
Isminingsih .1978.Pengantar Kimia Zat Warna. Sekolah Tinggi Teknologi Tekstil, Bandung
Sunaryati, S., Hartini, S., Ernaningsih, 2000, Pengaruh Tatacara Pencelupan Zat Warna Alam Daun Sirih pada hasil Pencelupan Kain Sutra, Balai Besar Tekstil, Bandung.
Suyitno. 1989. Petunjuk Laboraturium Rekayasa Pangan. Pusat Antar Universitas Pangan dan Gizi. Universitas Gajah Mada. Yogyakarta.

No comments:

Post a Comment