Popular Posts

Friday, November 16, 2012

Innocence of Muslims


KENAIFAN KAUM MUSLIMIN
Oleh : Azyumardi Azra

Sumber : Harian Republika
Kamis, 20 September 2012 / 4 Djul Qaidah 1433 H

            Saya menonton trailer sepanjang 13 menit film Innocence of Muslims di situs You Tube yang belum di blokir, di Hotel Sheraton Stockholm. Sehari sebelumnya ( 11 September 2012-bertepatan dengan peringatan 11 tahun Peristiwa 11 September 2001 ), Dubes AS untuk Libya, J Cristopher Stephen, tewas bersama tiga stafnya di Konsulat AS, Bengazi, Libya Timur.
            Mereka menjadi korban amuk massa Libya-menurut berbagai Laporan berbagai media ada di bawah komando kelompok Salafi ‘Anshar al-Syari’ah’-sebagai reaksi atas film yang di buat di AS, yang jelas-jelas menghina Nabi Muhammad dan Islam.
Menonton trailer film yang judulnya bisa di artikan sebagai ‘Kenaifan Kaum Muslimin’, saya juga sangat marah, tapi segera saya beristighfar untuk mengendalikan kemarahan. Apa yang di lakukan dan dikatakan sosok aktor yang disebut di dalam film itu sebagai ‘Muhammad’ tidak bisa dilukiskan di sini karena tidak pantas sama sekali.
Namun, satu hal sudah jelas, film yang terlihat amatiran itu secara vulgar menghina Rasulullah SAWdengan penggambaran yang nyata didorong nafsu kebencian, dendam, permusuhan para pembuat film dan aktornya daripada motif lain- kalaupun ada motif lain tersebut. Film itu jelas merupakan insinuansi dan provokasi sangat murahan utuk memancing kemarahan kaum muslim, yang jika tidak terkontrol, bisa dimanfaatkan kelompok garis ultra-radikal Salafi yang dapat mengorbankan berbagai kepentingan kaum Muslim dan Islam, termasuk tewasnya sejumlah Muslim alam demonstrasi anarkis di berbagai tempat di Dunia arab dan Asia selatan.
Film itu memperhadapkan setidaknya empat kalangan masyarakat dunia ke dalam konflik. Pertama, kaum Muslim yang menjadi korban penghinaan dan pelecehan karena figur Nabi Muhammad yang sangat dihormati dan dijunjung tinggi telah dinistakan.
Kedua, adalah Pemerintah AS di mana film itu dibuat, konon di California; karena dianggap membiarkan pembuatan dan beredarnya film tersebut bisa jadi atas nama kebebasan berekspresi.
Di tengah pertarungan menjelang pilpres November nanti, masalah ini segera menjadi isu politik panas di antara capres Republik, Mitt Romney, dan Presiden incumbent dari Partai Demokrat, Barack Obama.
Ketiga, kalangan masyarakat Kristen ekstremis AS, karena trailer itu diunggah atas nama Pendeta Terry Jones yang menjadi terkenal karena kekejiannya membakar Al-Qur’an di Florida. Dengan promosi film itu, Pendeta Jones sekaligus memaklumkan 11 September sebagai ‘Hari Pengadilan terhadap Muhammad’.
Celakanya lagi, klip film itu juga dipromosikan oleh Moris Sadek, warga Mesir pengikut Gereja Koptik. Pihak Gereja Koptik mengecam Sadek sebagai ekstremis yang tidak bertanggung jawab dan tidak mewakili kaum Koptik Mesir.
Keempat, Israel dan masyarkat Yahudi, karena film itu dibuat seseorang yang mengaku Yahudi ekstremis yang dalam wawancara dengan The Wall Street Journal menyebut dirinya bernama ‘Sam Bacile’. Ia menyatakan mengumpulkan dana sebesar 5 juta Dolar dari 100 pengusaha Yahudi untuk pembuatan film tersebut guna menghadapi Islam yang diseutnya sebagai penyakit Kanker.
Atas alasan itu, ia membuat film tersebut tahun lalu selama tiga bulan dengan mengerahkan 59 akto dan 45 kru. Tetapi, catatan kependudukan Negara Bagian Kalifornia tidak menemukan data ‘Sam Bacile’. Belakangan diketahui ‘Sam Bacile’ adalah Nakoula Basseley, seorang Kristen koptik.
Sementara itu, Pemerintah Israel melalui Jubir Kementrian Luar Negeri, Yigal Palmor, menyatakan ‘Sam Bacile’ alias Basseley tidak dikenal di lingkungan dunia perfilman Israel. Segala sesuatu yang dia buat tidak dilakukan untuk Israel, atau dengan Israel, atau melalui Israel.”Pembuat film itu adalah a complete loose cannon and unspeakable idiot”.
Apa pun penjelasan, apologi, dan kecaman Pemerintah Israel dan AS serta petinggi Gereja Koptik Mesir, kerusakan telah dihasilkan film itu yang susah diperbaiki dalam waktu dekat. Ia berhasil memprvokasi umat Islam di berbagai tempat. Ketegangan kini meningkat kembali di antara kaum Muslim di satu pihak dan AS-Israel di pihak lain. Di Mesir, film ini juga meningkatkan ketegangan kalangan Muslim versus warga Koptik, yang dalam beberapa tahun terakhir melibatkan kekerasan.
Bagaimana seharusnya sikap kaum Muslim terhadap film tersebut? Jelas, kaum Muslim patut dan boleh marah, tetapi mesti tetap terkendali. Kemarahan itu juga diekspresikan kalangan umat beragama lain. Agaknya tidak ada pemimpin dan umat beragama yang tulus dan toleran dapat menerima penistaan terhadap Nabi dan agama manapun. Karena itu, umat Islam hendaknya tidak memusuhi umat beragama lain.
Penghinaan dan penistaan terhadap Nabi Muhammad dan Islam bukan hal baru. Bahkan ketika Rasulullah masih hidup dan dalam sejarah Islam selanjutnya, hampir selalu ada pihak yang sengaja meista dan melecehkannya. Sejarah juga menunjukan, semua penistaan itu tidak dapat menghentika derap laju langkah Islam di muka bumi.
Dari sudut ini, berbagai kasus pelecahan itu merupakan ujia keimanan dan kesabaran bagi kaum Muslim. Keimanan semestinya tidak goyah karena kebohongan dan penistaan pihak lai terhadap Nabi Muhammad dan Islam. Umat Islam seyogyanya dapat mengambil hikmah dari kasus semacam itu; mendorong upaya lebih serius menegakkan citra Nabi Muhammad dan Islam yang sesungguhnya. Jika kaum Muslim dalam ekspresi kemarahan tergelinci ke dalam anarkisme, itu bisa memperlihatka ‘kenaifan kaum Muslimin’ seperti diinginkan pembuat film yang uncivilized tersebut.
             

No comments:

Post a Comment